Hari Sabtu, 26 Agustus 2017, bertempat di Aula Taruna Bakti lantai 2. Yayasan Taruna bakti menyelenggarakan acara Dharma Santhi dengan mengusung tema “Melalui Dharma Santhi Kita Jaga dan Tingkatkan Kerukunan serta Kebersamaan dalam Keanekaragaman”. Acara Dharma Shanti ini merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, yaitu hari raya umat Hindu untuk memperingati perayaan tahun baru Saka.
Hari Raya Nyepi adalah hari di mana umat Hindu menetapkan dirinya untuk lebih dekat kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) melalui sembahyang, puasa, dan meditasi dengan tambahan introspeksi diri (mulat sarira), untuk mengevaluasi nilai pribadi seperti cinta, kebenaran, kesabaran, kebaikan, dan kemurahan hati.
Pada Hari Raya Nyepi, kita melakukan mulat sarira, introspeksi diri dalam keheningan. Keheningan, menurut para Tetua menyebutnya dengan nyepi lan ngewindu. Sebagaimana sifat alami bunga yang indah, sifat alami tirtha yang basah, sifat alami pikiran yang memasuki keheningan akan mekar dalam bentuk hati yang indah. Para Tetua menyebutnya urip lan nguripi.
Hidup sepenuhnya untuk orang lain (compassion).
Dharma Santhi ini dihadiri oleh Ketua Pengurus Yayasan Taruna Bakti, General Manager Yayasan Taruna Bakti, Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Kota Bandung, Pedharma wacana, dan segenap guru dari TK, SD, SMP, SMA, dan ASMTB.
Berbagai pertunjukkan ditampilkan seperti Tari Pendet, Tari Tenun, Tari Modern Sunda-Bali, Tari Ringkang Mojang, Persembahan Tabuh, Penampilan Vokal serta Dharma Wacana. Semua ini adalah pertunjukkan dari siswa-siswi Yayasan Taruna Bakti, dan mereka tidak semua beragama Hindu, demikian pula yang menghadiri dari berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak hingga dewasa, juga guru-guru Yayasan Taruna Bakti yang bukan beragama Hindu. Hal ini adalah suatu tindakan toleransi dan pembauran yang dicanangkan oleh Yayasan Taruna Bakti…. yaitu sekolah pembauran di kota Kembang ini.
Om Santi… santi…santi….
Profeciat Yayasan Taruna Bakti.
(Kukuh)